Penjelasan Faktor Disposable Income dalam Ekonomi dan Perannya

Penjelasan Faktor Disposable Income dalam Ekonomi dan Perannya

Disposable income dalam ekonomi adalah konsep penting yang berkaitan terhadap pendapatan bersih individu atau rumah tangga setelah dikurangi pajak langsung. Dengan kata lain, income ini termasuk uang yang disediakan oleh seseorang untuk konsumsi.

Misalnya saja seperti pajak penghasilan dan kontribusi sosial. Konsep ini sebenarnya sangatlah penting karena mencerminkan daya beli nyata bagi seseorang.

Penjelasan Disposable Income dalam Ekonomi

Disposable Income dalam ekonomi adalah konsep penting yang berkaitan terhadap pendapatan bersih individu, simak selengkapnya di bawah ini agar paham!

Disposable income atau pendapatan yang siap dibelanjakan ini memang seringkali dijadikan sebagai salah satu indikator perekonomian. Tujuannya tentu untuk dapat mengukur kesejahteraan finansial dalam rumah tangga atau individu.

Dalam makro ekonomi, disposable income berperan penting untuk menentukan tingkat konsumsi agregat serta tabungan. Di mana akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

1. Faktor dari Disposable Income

Pada dasarnya, disposable income dalam ekonomi ini terdiri dari beberapa faktor. Berikut ini sudah ada penjelasan terkait faktor disposable income:

  • Pendapatan Bruto

Income ini sebenarnya sangat bergantung pada penghasilan bruto individu atau rumah tangga. Jadi semakin tinggi penghasilan suatu bruto, maka nantinya akan semakin besar juga income yang diperoleh setelah pajak. Sumber pendapatan tersebut tentunya bisa berasal dari keuntungan investasi, gaji pekerjaan, serta pendapatan pasif yang lainnya.

  • Kebijakan Pajak

Tingkat pajak yang diberlakukan oleh pemerintah tentunya mempunyai pengaruh cukup besar terhadap disposable income dalam ekonomi. Pajak penghasilan tinggi ini nantinya akan mengurangi pendapatan yang siap dibelanjakan.

Sementara itu, kebijakan pengurangan pajak atau insentif tentunya akan meningkatkan disposable income. Oleh sebab itu, perubahan dalam kebijakan perpajakan seperti pemotongan, sering kali diupayakan oleh pemerintah. Tujuannya tentu untuk bisa meningkatkan daya beli masyarakat.

  • Kontribusi Sosial

Sebagian negara ini ternyata sudah mempunyai sistem kontribusi sosial yang wajib dibayarkan oleh individu atau perusahaan. Misalnya saja seperti asuransi kesehatan atau jaminan pensiun.

Biasanya, kontribusi ini akan dikurangi dari pendapatan bruto sebelum pendapatan yang siap dibelanjakan dihitung. Jumlah kontribusi ini tentunya bisa bervariasi tergantung dari negara dan kebijakan pemerintah.

  • Inflasi dan Biaya Hidup

Meski disposable income dalam ekonomi secara nominal ini hanya mencerminkan pendapatan yang tersisa usai membayar pajak. Namun, daya beli nyata dari pendapatan yang siap dibelanjakan ini bisa saja mempengaruhi inflasi serta meningkatnya biaya hidup.

Contohnya saja, saat harga barang dan jasa meningkat secara signifikan. Tentu, disposable income akan tetap sama. Bahkan, mungkin saja tidak akan terlalu cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar. Misalnya saja seperti makanan, transportasi, serta perumahan.

2. Peran Disposable Income dalam Perekonomian

Disposable income dalam ekonomi memiliki peranan yang cukup penting. Berikut ini sudah ada penjelasan lengkapnya yang patut dipahami:

  • Konsumsi dan Permintaan Agregat

Pendapatan yang siap dibelanjakan ini mempunyai dampak langsung terhadap konsumsi masyarakat. Ketika disposable income meningkat, individu cenderung mengeluarkan lebih banyak uang untuk jasa dan barang.

Jadi dapat meningkatkan pengeluaran konsumsi. Alangkah baiknya, ketika pendapatan yang siap dibelanjakan menurun, maka konsumsi cenderung turun. Hal tersebut karena individu bisa berhemat atau mengurangi pengeluarannya.

Konsumsi sendiri merupakan komponen terbesar dari produk domestik bruto (PDB) di beberapa negara. Oleh karena itu, pendapatan yang siap dibelanjakan ini memiliki peranan cukup penting untuk menentukan tingkat permintaan agregat dalam perekonomian.

Jadi semakin tinggi income suatu masyarakat, maka nantinya akan semakin besar juga permintaan terhadap barang dan jasa di pasaran. Hingga, pada gilirannya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.

  • Tabungan dan Investasi

Selain mempengaruhi konsumsi, tentunya disposable income dalam ekonomi tersebut juga akan berdampak pada tabungan. Setelah kebutuhan dasar terpenuhi, sisa dari pendapatan ini seringkali diinvestasikan atau ditabung dalam instrumen keuangan.

Misalnya saja seperti saham, obligasi, serta properti. Tabungan ini sebenarnya sangat penting karena menjadi sumber modal untuk investasi yang produktif.

Ketika masyarakat mempunyai income yang lebih besar, maka akan cenderung menabung lebih banyak. Hal tersebut tentu untuk meningkatkan jumlah investasi dalam ekonomi.

Tentu, juga nantinya akan mendukung pertumbuhan ekonomi dalam jangka waktu panjang. Hal tersebut karena investasi membantu menciptakan lapangan kerja, meningkatkan produktivitas, serta memajukan teknologi.

  • Discretionary Income

Discretionary income termasuk salah satu bagian dari pendapatan yang tersisa setelah semua kebutuhan dasar terpenuhi. Misalnya saja seperti makanan, perumahan, utilitas, serta transportasi .

Discretionary ini sebenarnya mencerminkan daya beli seseorang. Tujuannya untuk pengeluaran non-esensial, seperti liburan, serta pembelian barang mewah.

Masyarakat dengan sistem discretionary income yang tinggi cenderung lebih fleksibel untuk mengatur pengeluaran. Terutama, untuk keperluan yang tidak esensial.

3. Dampak dari Perubahan Disposable Income

Perubahan dalam disposable income ini tentunya memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian. Saat disposable income dalam ekonomi meningkat, masyarakat akan cenderung membelanjakannya dalam jumlah banyak.

Hal tersebut tentu untuk bisa langsung meningkatkan konsumsi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, apabila disposable income menurun, maka konsumsi serta tabungan juga ikut turun.

Tentu, ini dapat menyebabkan perlambatan ekonomi. Pemerintah sendiri sering menggunakan kebijakan pajak sebagai alat untuk bisa mempengaruhi disposable income.

Sebagai contoh, pemotongan pajak tentunya bisa langsung meningkatkan disposable income masyarakat, mendorong konsumsi, serta merangsang ekonomi. Bahkan, kenaikan pajak ini nantinya akan langsung mengurangi disposable income dalam ekonomi.