Ini Dia Kabar Terbaru Pendiri Telegram Ditangkap Polisi Perancis

Ini Dia Kabar Terbaru Pendiri Telegram Ditangkap Polisi Perancis

Mendengar kabar tentang pendiri Telegram ditangkap polisi tentu sangat menghebohkan dunia, hal ini mengingat Telegram bisa disebut sebagai pesaing berat aplikasi chatting WhatsApp.

Meskipun WhatsApp masih menduduki posisi puncak dengan jumlah pengguna terbanyak, namun tetap saja bahwa perkembangan aplikasi tele ini memang patut diapresiasi. Sejak kemunculannya pertama kali hingga sekarang, fitur demi fitur terus dikembangkan.

Tidak heran jika jumlah penggunanya juga kian meningkat. Lalu apa yang terjadi dengan pemilik aplikasi chatting ini sampai kemudian terjerat pidana di negara Perancis? Simak kronologinya berikut ini.

Alasan Pavel Durov, Pendiri Telegram Ditangkap Polisi

Pendiri Telegram ditangkap polisi Perancis akibat didakwa membiarkan konten ilegal serta dugaan atas pemalsuan data jumlah pengguna demi menghindari aturan Uni Eropa

Disadari atau tidak bahwa setiap pendiri, bos, investor dan semua orang yang terlibat pada proyek aplikasi ternama tentu kehidupannya tidak pernah luput dari pemberitaan. Tidak heran sekecil apapun beritanya maka akan sampai ke telinga dihampir seluruh penjuru dunia.

Begitu juga dengan kabar mengejutkan tentang pendiri Telegram ditangkap polisi ini. Tentu begitu mengejutkan semua kalangan. Apalagi tele menjadi salah satu aplikasi chat di mana perkembangannya tergolong cepat.

Tentu banyak yang bertanya – tanya tentang apa yang menjadi penyebab Durov terjerat pidana di Perancis. Berikut beberapa faktanya.

  • Aplikasi Buatannya Disebut Terlalu Bebas

Setiap aplikasi tentu dibuat untuk memanjakan penggunanya. Fitur demi fitur diciptakan agar dapat memenuhi kebutuhan setiap user. Pastinya setiap aplikasi memiliki ciri khas dan kelebihannya masing – masing.

Begitu juga dengan Telegram di mana bukan hanya sebatas aplikasi untuk berkirim pesan secara pribadi saja, namun juga bisa membuat group dengan jumlah mencapai 200 ribu member. Belum lagi fitur untuk membuat channel di mana bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan banyak hal.

Ada juga fitur sticker dan merubah tema. Di mana pastinya dapat dimaksimalkan sesuai selera penggunanya masing – masing. Urusan privasi juga sangat terjaga di mana email nomer telepon yang digunakan untuk mendaftar akun juga bisa diatur agar tidak dapat terlihat oleh siapapun.

Namun banyak opini bermunculan di mana masih menganggap bahwa Telegram ini terlalu bebas. Ada banyak sekali konten yang tidak layak publish. Seperti pornografi, peretasan, narkoba, judi online, penipuan dan juga money laundry.

Hal tersebut dinilai kurang etis karena selain tidak layak menjadi tontonan publik juga dikhawatirkan dapat memberikan dampak negatif bagi siapapun yang melihatnya. Sehingga hal ini membuat pemerintah Perancis mengambil langkah tegas untuk memanggil kemudian menangkap founder sekaligus CEO Telegram ini.

  • Dituding Memalsukan Jumlah Pengguna

Kejadian pendiri Telegram ditangkap polisi ini juga dikaitkan dengan tudingan pemalsuan jumlah pengguna. Apa dampaknya bagi Uni Eropa? Secara umum Uni Eropa memang memiliki regulasi sendiri. Terutama bagi aplikasi yang jumlah penggunanya sudah mencapai 45 juta, maka harus mematuhi aturan Digital Service Act.

Aturan ini mengharuskan aplikasi tersebut membagikan datanya sekaligus mematuhi semua peraturan yang ada. Nantinya jika diketahui melanggar aturan tersebut, maka alan dikenai denda sebesar 6% setiap tahun di mana akan diambil dari pendapatan yang diperoleh.

Pihak Uni Eropa sedang menyelidiki apakah tudingan tersebut benar adanya. Karena mereka menganggap bahwa Telegram sengaja memalsukan jumlah data penggunanya hanya sebanyak 41 juta saja dengan tujuan agar dapat menghindari aturan tersebut.

Cuitan Pavel Durov, Pendiri Telegram Usai Bebas Pasca Ditangkap Polisi Perancis

Pasca pendiri Telegram ditangkap polisi di Perancis, ia sudah menjalani masa tahanan selama 4 hari dimulai sejak tanggal 28 Agustus 2024 lalu. Namun pada akhirnya ia dibebaskan secara bersyarat setelah membayar uang jaminan sebanyak 5 juta Euro atau jika dirupiahkan sebesar 85 milyar lebih.

Tidak hanya itu saja, meskipun sudah bebas ia masih dilarang keluar Perancis serta harus melaksanakan wajib lapor seminggu sebanyak 2 kali. Tentu hal ini bukan hal yang mudah mengingat peran Durov sangat penting dalam perusahaannya, sehingga akibat kasus ini besar kemungkinan juga akan berdampak pada platform buatannya tersebut.

  • Pavel Durov Masih Mencerna Situasi

Setelah dinyatakan bebas, pendiri Telegram ditangkap polisi ini membuat sebuah cuitan panjang di akun Telegramnya. Ia mengatakan bahwa sampai dengan saat ini masih bingung dan mencerna situasi.

Memang benar bahwa telegram adalah aplikasi buatannya, namun bukan berarti setiap konten yang ada di dalam platform tersebut menjadi tanggung jawabnya.

Semua konten di dalam aplikasi tele dibuat oleh masing-masing pengguna akun. Sehingga menurutnya kurang tepat jika ia yang dituntut untuk mempertanggungjawabkan konten-konten ilegal tersebut.

  • Bos Telegram Mengatakan Selalu Berupaya Memberantas Konten Ilegal

Pendiri Telegram ditangkap polisi ini juga menegaskan bahwa setiap harinya ia bersama timnya selalu berusaha untuk menghapus dan menghilangkan konten-konten maupun akun yang terdeteksi melakukan pelanggaran atau tindakan ilegal.

Namun ia beranggapan bahwa Uni Eropa masih menganggap upaya yang telah dilakukannya tersebut masih belum cukup. Durov juga mengatakan bahwa perkembangan jumlah pengguna telegram belakangan ini memang meningkat pesat yaitu mencapai 950 juta pengguna.

Ia mengatakan bahwa bisa jadi hal ini menjadi celah bagi oknum yang merasa iri dab sakit hati kepadanya. Sehingga berusaha memanfaatkan untuk menjatuhkan namanya dengan cara menyalahgunakan platform buatannya tersebut.

Namun pendiri aplikasi Telegram ditangkap polisi ini juga tegas mengatakan bahwa tim Telegram selalu berupaya untuk melakukan perbaikan dan peningkatan.

Nantinya ia juga berjanji akan membagikan informasi secara detail, sehingga diharapkan apa yang menimpanya pendiri Telegram ditangkap polisi kali ini tidak berlanjut agar tidak mengganggu perkembangan teknologi yang tengah ia lakukan melalui platform andalannya tersebut.